Beberapa hari yang lalu saya mengikuti (lebih tepatnya “menemani”, karena keikutsertaan saya lebih karena ini adalah bagian tugas pekerjaan saya untuk mendampingi instruktur) pelatihan yang bertema “TRAIN THE TRAINERS”. pelatihan ini dimaksudkan untuk mengimprove trainer dan calon trainer yang ada di tempat kerja saya. walaupun sempat mundur dari schedule semula tapi para peserta sangat antusias mengikuti training tersebut.
Ini ada beberapa hal yang dapat saya share yang merupakan oleh-oleh dari pelatihan tersebut. Bagi teman-teman yang biasa bergelut dengan dunia training entah mengajar sebagai guru/dosen di lembaga formal maupun sebagai tutor/trainer/fasilitator di lembaga informal/nonformal, artikel ini insya Allah akan sangat membantu untuk mengembangkan model/gaya mengajar yang selama ini sudah dijalankan.
1. Ice Breaking; adalah teknik untuk memecah kebekuan atau kekakuan sehingga kondisi lebih santai dan kondusif untuk dapat menyiapkan murid menyerap apa yang akan disampaikan oleh trainer. Dengan adanya Ice Breaking ini diharapkan dapat mengakrabkan guru-murid ataupun murid-murid. Bentuk ice breaking dapat berupa games ringan, murid aktif bergerak, ada poin/kesan yang melekat pada peserta/murid. Karena ini sebagai pemanasan maka perlu diperhatikan ice breaking : simple/singkat aja, tidak terlalu rumit (yang penting suasana jadi cair), kendali tetap pada instruktur dan endingnya langsung berkesan.
2. Untuk menjadi trainer yang baik ada beberapa hal yang mesti diperhatikan, diantaranya : Percaya Diri adalah modal paling utama, hal ini untuk mendorong keberanian, motivasi anda agar tenang dan nyaman berada di depan kelas. Kedua tentunya anda perlu menguasai topik yang akan anda bawakan supaya sasaran tercapai dan training tidak ngalor ngidul. Untuk menyakinkan peserta maka perlu trik perkenalan tersendiri diantara yang cukup penting disebutkan adalah pengalaman yang relevan dengan tpoik yang akan dibawakan (bisa perusahaan tempat bekerja, bidang pekerjaan yang digeluti, atau hobi yang kira2 sesuai dengan mayoritas peserta)
3. Seorang trainers yang baik juga harus memahami trik/tips dalam berkomunikasi, seorang trainer adalah orang yang : good listener (mau mendengarkan keluh kesah peserta, harapan peserta atau sharing dari peserta), openedmind (tidak “keukeuh” dengan pendapat sendiri, harus mau menghargai pendapat peserta), Positive words (menyampaikan statement yang positif walaupun ingin memberikan kritik tetap menggunakan bahasa yang positif dan membangunkan motivasi peserta), Trust (sebisa mungkin peserta percaya dengan trainer, parameternya kurang lebih bila peserta sudah bersedia curhat kepada trainer, pada tahap ini memang untuk training yang waktunya lama), Part of solution (seorang trainer berusaha menjadi bagian dari solusi untuk pemecahan masalah yang dihadapi peserta)
4. Ada beberapa tipikal manusia yang perlu dipahami, LEADER secara akademik menengah tapi memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, THINKER secara akademik biasanya di atas rata-rata tapi mengalami permasalahan dengan komunikasi denga orang lain, WORKERS, orang pada tipe ini adalah sebagai eksekutor, tidak suka diajak mikir ataupun tidak memiliki jiwa memimpin, ADMINISTRATOR, biasanya adalah orang yang sangat konsen dengan arsip, ibaratnya apapun kegiatannya pasti dia punya arsipnya, AUDITOR tipe ini adalah orang suka dengan prosedur, setiap hal akan dilihat secara prosedural.
5. Agar training yang kita bawakan dapat sukses, maka perlu dibuat Tutorial Notes yang berisi : Topik, sasaran, waktu yang tersedia dan pembagian topik terhadap waktu yang disediakan, jika perlu disusun juga selingan-selingan yang akan diberikan selama training berjalan. hal ini untuk mengendalikan kita supaya tercapai sasaran yang sudah kita buat.
Demikian semoga bermanfaat !!!!